BAB 6 SEMESTER 1
KETELADANAN RASUL PERIODE MEKKAH
Islam bermula pada tahun 622 ketika wahyu pertama diturunkan
kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira’, Arab
Saudi. Sejarah Islam menceritakan perkembangan Islam sampai sekarang.
Islam muncul di Jazirah Arab pada kurun ke-7 masehi ketika
Nabi Muhammad s.a.w. mendapat wahyu dari Allah s.w.t. Setelah kematian
Rasullullah s.a.w. kerajaan Islam berkembang sejauh Samudra Atlantik di Barat
dan Asia Tengah di Timur. Lama-kelamaan umat Islam berpecah dan terdapat banyak
kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul.Namun demikian, kemunculan
kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, kerajaan Abbasiyyah, kerajaan
Turki Seljuk, Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal India, dan Kesultanan
Melaka telah menjadi kerajaaan yang terkuat dan terbesar di dunia. Tempat
pembelajaran ilmu yang hebat telah mewujudkan satu Tamadun Islam yang agung.
Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya
muncul dari negeri-negeri Islam terutamanya pada Zaman Emas Islam.
Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan
Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Selepas Perang Dunia I, Kerajaan Ottoman
yaitu kekaisaran Islam terakhir tumbang menyembah bumi.
Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah
kawasan yang dilewati oleh jalur sutera. Kebanyakkan orang Arab merupakan
penyembah berhala dan ada sesetengahnya merupakan pengikut agama Kristian dan
Yahudi. Mekah ialah tempat suci bagi bangsa Arab ketika itu karana di situ
terdapatnya berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Telaga Zamzam dan
yang paling penting sekali Kaabah.
Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah
(570 atau 571 masihi). Beliau merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya
Abdullah bin bdul Muthalib dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia.
Beliau dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Baginda kemudiannya kawin
dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang selesa dan aman.
Namun demikian, ketika Nabi Muhammad s.a.w. berusia lebih
kurang 40 tahun, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril a.s. Sesudah beberapa
waktu beliau mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan
terdekatnya dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.
Pada tahun 622 masehi, baginda dan pengikutnya berhijrah ke
Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah. Peristiwa lain yang terjadi setelah
hijrah adalah dimulainya kalender Hijrah .
Mekah dan Madinah kemudiannya berperang. Nabi Muhammad
s.a.w. memenangi banyak pertempuran walaupun ada di antaranya tentera Islam
yang tewas. Lama kelamaan orang-orang Islam menjadi kuat dan berjaya membuka
Kota Mekah. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., seluruh Jazirah Arab di
bawah penguasaan orang Islam.
A. Sosok Nabi Muhammad saw sebagai seorang manusia.
Sudahkah kamu berprilaku seperti Rasulullah saw? Beliau
terkenal sebagai orang yang jujur, pemimpin yang selalu memikirkan rakyat, dan
juga seorang pemaaf. Kita harus meneladani kepribadian Rasulullah tersebut,
karena prilaku yang demikian sangat berguna bagi bangsa,, Negara dan Agama.
Keteladanan Rasulullah terbukti saat beliau menyebarkan agama Islam yang penuh
rintangan di Mekkah. Keteladanan apakah yang bisa kamu ambil dardi pristiwa
penyebaran Islam tersebut?.
Menghayati perjuangan Rasulullah saw. Sangatlah penting
sehingga akan tumbuh rasa cinta kita kepada beliau dan menjadikannya suri
teladan dalam kehidupan.
Agama Islam berkembang dengan banyak pengorbanan, baik
disegi harta, jiwa, dan tenaga. Kita harus berterima kasih atas perjuangan Nabi
Muhammad saw dan sahabat –sahabatnya serta para tabi’it tabi’in dan para ulama
salihin yang dengan ikhlas berjuang demi perkembangan Islam. Marilah kita
pelajari dakwah Rasulullah saw. Tersebut pada priode Mekkah dan reaksi
masyarakat terhadap kedatangan Islam
Nabi Muhammad saw adalah nabi yang terakhir dan pemberi
cahaya keimanan bagi umat manusia. Kelahiran Nabi Muhammad saw menjadi rahmat
bagi semesta alam. Sekitar tahun 570 M, Arab merupakan jazirah yang tandus.
Tanahnya terdiri atas bukit-bukit batu, gurun sahara dan padang pasir yang
terhampar luas. Iklimnya sangat panas dan hampir semua wilayahnya dikelilingi
lautan keadaan sosial masyarakat rusak parah. Keadaan akidahnya sesat, pemujaan
terhadap patung berhala ada di mana-mana, perjudian, mabuk-mabukan dan
menjadikan kaum wanita sekedar pemuas nafsu sudah menjadi tradisi. Semua itu
menandakan kerusakan perilaku kehidupan yang parah.
Di tengah-tengah kesesatan akidah dan kerusakan akhlak, lahirlah
bayi laki-laki dalam keadaan yakin. Ayahnya yang bernama Abdullah telah wafat
ketika beliau berusia 3 bulan dalam kandungan ibunya ( Aminah). Keduanya
merupakan keturunan bangsawan Quresy. Bapaknya adalah putri dari Wahab bin
Abdul Manaf bin Zuhrah bin Qilab. Muhammad lahir pada hari senin tanggal 12
Rabiul Awal tahun Gajah bertepatan tanggal 20 April 571 M. Disebut tahun Gajah
karena pada tahun itu kota Mekkah sedang deserbu tentara Abrahah dari Habsyi
Yaman. Abrahah adalah gubernur Ethiopia yang datang dengan berkenderaan gajah.
Maksud Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah itu sia-sia. Abrahah dan tentaranya
hancur oleh lemparan batu kerikil yang dibawa oleh burung Ababil atas perintah
Allah. Peristiwa hancurnya tentara gajah itu dijelaskan dalam Al Qur’an surat
Al Fil.
Kesedihan Abdul Muthalib atas kematian anaknya (Abdullah)
menjadi hilang dengan lahirnya cucu laki-laki. Abdul Muthalib membopong cucu
laki-lakinya mengelilingi ka’bah yang disaksikan oleh seluruh bangsawan Quresy
lalu anak tersebut diberi nama Muhammad oleh kakeknya artinya ” yang terpuji”.
Sudah kebiasaan orang Mekkah untuk menyusukan dan
membesarkan anaknya di kampung yang yang udaranya masih segar, sehat dan alami.
Pada mulanya orang-orang kampung tidak ada yang mau menyusukan karena tahu
beliau yatim dan miskin. Melihat kenyataan ini, kesedihan Aminah bertambah
dalam dan sambil memperhatikan bayi laki-lakinya, pikirannya melayang teringat
pada al marhum suaminya. Mula-mula orang menyusui Muhammad saw ialah ibunya
sendiri. Setelah itu, Muhammad disusui oleh Suaibah Al Aslamiyah(bekas budak
Abu Lahab), lalu Halimah binti Abu Duaib As Sa’diyah. Halimah berasal dari
pegunungan mencoba membawa dan menyusui Muhammad, dengan harapan Muhammad itu
akan membawa berkah. Halimah menyusukannya selama 2 tahun dan mengasuhnya
selama 2 tahun sesudah itu maka genaplah 4 tahun dalam asuhannya. Sebenarnya
Halimah masih ingin merawat Muhammad lebih lama lagi, tetapi Aminah sangat
Merindukan putranya. Setelah itu, Aminah memintanya untuk
merawat Muhammad. Pada usia 6 tahun Muhammad diajak ibunya ke Madinah sambil
ziarah ke makam ayahnya dengan disertai Ummu Aiman (budak peninggalan al marhum
ayahnya). Ini merupakan perjalanan jauh kali pertama bagi Muhammad dan
merupakan perkenalan pertama dengan alam bebas.
Setelah sampai di Madinah dan bertemu dengan
kerabat-kerabatnya, Muhammad diajak ke makam ayahnya. Beberapa tahun
sebelumnya, ia pernah mendengar cerita tentang ayahnya. Ia menatap sedih makam
ayahnya. Kesedihannya masih belum hilang, ketika diajak melanjut perjalanan
pulang ke Mekkah. Dalam perjalanan pulang, yaitu di Abwa’ Aminah jatuh sakit
lalu meninggal dunia. Jenazahnya dimakamkan di tempat ia meninggal. Dahulu
Muhammad tidak menyaksikan ayahnya wafat, kini ia menyaksikan langsung
kepergian ibunya untuk selama-lamanya. Kesedihan yang dahulu belum hilang,
sekarang ditambah kesedihan yang lebih mendalam lagi. Dengan keadaan yatim
piatu Muhammad melanjutkan perjalanan pulang menempuh jarak jauh hannya
desertai Ummu Aiman. Setelah sampai di Mekkah, ia di asuh oleh kakeknya. Tidak
lama kemudian sewaktu ia berusia 8 tahun, kakeknya wafat. Muhammad memang
dipersiapkan untuk menjadi nabi dan rasul. Sepanjang hayatnya selalu diberi
cobaan dengan berbagai rantai kesedihan yang tidak putus-putusnya. Sebelumnya wafat,
Abdul Muthalib berwasiat agar Muhammad di asuh oleh pamannya, yaitu Abu Thalib.
Abu Thalib ialah anaknya, dia seorang pedagang ke negeri Syam(Syiria). Walaupun
Abu Thalib sendiri punya anak, tetapi beliau tidak membedakan antara anak
sendiri dan kemenakannya.
Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak Abu Thalib berdagang ke
negeri Syam. Setelah sampai di Syam , mereka singgah di Bashra( suatu kota yang
disana ada biara). Disana mereka bertemu dengan Pendeta Bukhaira dan
menasehatkan Abu Thalib agar segera membawa Muhammad pulang ke Mekkah dan
menjaganya baik-baik. Pendeta Bukhaira mengetahui dan memperhatikan keadaan
Muhammad bahwa ada tanda-tanda seorang nabi dan rasul.
Pada usia 14 tahun, Muhammad sudah berani mengikuti
pamannya(zubair) dalam lperang Fijar( Harbal Fijar) perang kesucian. Perang itu
terjadi antara suku Quresy dan suku Qais yang disebabkan oleh persoalan
keturunan dan kebangsawanan. Dalam perang itu, Muhammad membantu menyediakan
perlengkapan perang, yaitu memunguti anak panah dan membawanya untuk dilepaskan
kepada musuh.
Pada usia menjelang dewasa, Muhammad menjualkan barang
dagangan Khadijah, Khadijah adalah seorang janda kaya, bangsawan dan budiman.
Khadijah sangat tertarik pada perilaku dan kejujuran Muhammad. Akhirnya, pada
usia 25 tahun ia menikah dengan Khadijah yang usianya 40 tahun. Selama berumah
tangga dengan Khadijah Muhammad memiliki enam anak, yaitu:
a. Qasim, wafat ketika usia 2 tahun
b. Zaenab menikah dengan Abal
c. Ruqayyah menikah dengan Usman bin Affan
d. Ummu Kalsum menikah dengan Usman bin Affan
e. Fatimah Az Zahrah menikah dengan Ali bin Thalib r.a
f. Abdullah wafat ketika masih kecil.
Pada waktu beliau berusia 35 tahun di Mekkah terjadi banjir
besar sehingga Hajar Aswad runtuh. Setelah peristiwa runtuhnya hajar aswad, hampir
terjadi pertumpahan darah antar kabilah karena masing-masing berebut untuk
mengangkat atau membetulkan ke tempat semula. Semua kabilah memutuskan untuk
minta pengadilan pada Muhammad. Ternyata cara-cara pengadilan dari beliau bisa
diterima dan memuaskan semua kabilah. Oleh karena hal tersebut beliau digelar
Al Amin yang artinya orang yang dioercaya.
B. Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul
Priode Mekkah berlangsung sejak diangkat Muhammad saw
menjadi nabi dan rasul yang ditandai dengan turunnya wahyu pertama yaitul Alaq
ayat 1-5 kepada beliau hingga menjelang hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah.
Masa itu berlangsung selama +13 tahun yakni dari tahun 610 – 622M. Masa ini
sangat berat dirasakan karena Rasulullah banyak mendapatkan rintangan,
khususnya dari lingkungan masyarakat atau kaumnya. Setelah Nabi Muhammad saw,
menerima wahyu kedua yaitu Surah Al Muddatstsir yang berbunyi:
Artinya: ” Hai orang berselimut, bangunlah lalu berilah
peringatan! Dan Tuhanmmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan
dosa( menyembah berhala) tingglkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan
maksud) memperoleh balasan yang lebih banyak. Dan untuk ( memenuhi perintah)
Tuhanmu, bersabarlah.” (Al Muddatstsir ayat 1-7)
1. Da’wah secara sembunyi-sembunyi.
Ayat diatas menunjukkan bahwa setiap rasul itu memang selalu
rajin, ulet dan tidak cepat putus asa. Setelah surah ini turun, mulailah
Rasulullah saw, berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau terutama berdakwah
kepada orang-orang yang terdekat dengan beliau, dan teman sejawat agar mereka
lebih dulu percaya kepada seruannya dan mengikutinya. Tempat yang dipilih oleh
beliau untuk berdakwah adalah rumah Al Arqam bin Abil Arqam Al Makhzumy. Para
sahabat Nabi yang pertama masuk Islam adalah sebagai berikut :
a. Abu Bakar,
b. Siti Khadijah
c. Ali bin Abi Thalib
d. Zaid bin Haristah
Selain dari yang tersebut diatas, maka dengan bantuan Siti
Khadijah dan Abu Bakar Siddiq dari hari ke hari bertambahlah orang-orang yang
masuk yang beriman kepada seruan beliau, baik dari pihak lelaki maupun
perempuan. Orang yang beriman itu terbagi tiga golongan hartawan, golongan
bangsawan dan golongan hamba sahaya dan orang-orang desa. Mereka berdakwah
secara sembunyi-sembunyi lebih kurang selama 3 tahun memeluk dan mengikuti
seruan nabi Muhammad saw. Apabila mereka hendak mengerjakan ibadah kepada
Allah, mereka harus pergi ke satu tempat yang jauh dari kota Mekkah seperti di
celah-celah bukit, agar tidak diketahui oleh orang kafir. Mereka menyadari
apabila dilihat oleh orang-orang kafir, mereka akan mendapat rintangan dan
bahaya.
2. Da’wah secara terang-terangan.
Setelah Islam semakin kuat pengikutnya semakin banyak, maka
tak ada lagi alasan untuk secara sembunyi Allah turunkan surat Al Hijr ayat 94
berbunyi:
Artinya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik
Sejak turunnya ayat ini, da’wah dilaksanakan nabi secara
terang-terangan di depan masyarakat umum. Cara beliau melarang sesuatu tidak
sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit. Pada awal da’wah terang-terangan, Abu
Lahab membuat gaduh suasana sehingga pada saat itu juga turun surat Al Lahab
ayat 1-5 yang berbunyi:
Artinya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya
dia akan binasa, Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia
usahakan, Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak, Dan (begitu pula)
istrinya, pembawa kayu baker, Yang di lehernya ada tali dari sabut. ( Al Lahab
: 1-5).
Pada waktu berikutnya Abu Lahab, selalu membuat kegaduhan,
yaitu menghasut orang Quresy supaya memusuhi Nabi Muhammad saw. Mereka
mendatangi Abu Thalib, meminta agar melarang Nabi berda’wah. Permintaan itu
dilaksanakan oleh Abu Thalib, lalu Nabi menjawab, ” ya pamanku, andaikata
diletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan ditangan kiriku, aku tidak
akan berhenti berda’wah.” Mulai waktu itu, Abu Thalib tidak berani lagi
melarang Nabi untuk berda’wah.
Setelah usaha mereka gagal, orang Quresy membawa seorang
pemuda tampan kepada Abu Thalib, yang bernama Ammarah bin Al Walid bin
Mughirah, mereka seraya berkata, ” Wahai Abu Thalib, ambillah ia menjadi anak
saudara dan serahkan kepada kami Muhammad ungtuk kami bunuh sebab ia telah
menentang kami dan memecah belah persatuan kami,” Usul kaum Quresy tersebut
dijawab oleh Abu Thalib, ” Jahat benar pikiran kamu, demi Tuhan, sekali-kali
tidak bisa.”
Akhirnya tokoh-tokoh Quresy bermufakat untuk memilih seorang
yang fasih dan lancar bicara untuk membujuk Rasulullah. Utbah bin Rabi’ah
pembicara ulung menghadap Nabi dan mengatakan, ” Ya Muhammad apa sebenarnya
maksudmu menyiarkan agama baru ini, jika engkau bermaksud mencari pengaruh,
berhentilah, kami akan mengangkatmu menjadi raja, kami tidak akan memutuskan
suatu perkara tanpa seizin engkau. Apabila engkau ingin kekayaan, kami
kumpulkan harta kekakyaan untukmu. Apabila engkau ingin wanita cantik, kami
akan carikan untukmu atau barangkali engkau sakit, biarlah kami yang mengobati
dengan kami sendiri, asalkan engkau berhenti da’wah.” Setelah Utbah bin Rabi’ah
selesai bicara lalu ia diam dan penuh harap supaya Nabi menerima tawaran itu.
Setelah itu, Nabi membacakan beberapa ayat Al Qur’an. Hati dan jiwa Utbah
spontan menjadi lemah karena ayat Al Qur’an yang gaya bahasanya sangat indah.Ia
tidak berkata apa-apa, lalu pulang dengan perasaan hampa dan kecewa, pada saat
lain Utbah datang lagi untuk membujuk Nabi agar mau bergantian dalam peribatan,
sekali menyembah Allah, sekali menyembah berhala, maka turunlah surat Al
Kafirun ayat 1-6 yang berbunyi:
Artinya: Katakanlah: Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah,
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku ( Al Kafirun : 1-6).
3. Hijrah ke Negeri Habsyi.
Pengertian hijrah ialah berpindah dari suatu tempat yang
lain. Nabi Muhammad saw, tidak tega melihat penderitaan kaum muslim yang
dianiaya oleh kaum Quresy. Beliau ingin menolong tetapi kekuatan beliau saat
itu masih lemah dan jumlah umat Islam masih sedikit. Oleh karena itu, beliau
menyuruh para sahabatnya dan kaum muslim untuk hijrah ke negeri Habsyi, sebagai
mana sabda beliau yang artinya: “ Jikalau kamu keluar berpindah ke negeri
Habsyi, adalah lebih baik, karena disana ada seorang raja yang di wilayahnya
tidak ada seorang pun yang dianiaya sehingga Allah menjadikan suatu masa
kegirangan dan keluasan kepada kamu dari pada keadaan sekarang yang seperti
ini.”
Lalu mereka pun hijrah ke negeri Habsyi, sedangkan nabi dan
sahabat lainnya masih banyak yang tinggal di Mekkah. Peristiwa hijrah ini
disebut hijratul ula (pindah yang pertama). Selanjutnya karena adanya
pemboikotan atas kaum muslimin di Mekkah oleh kafir Quresy, maka nabipun
menyuruh kaum muslimin untuk hijrah yang kedua kalinya ke negeri Habsyi. Mereka
pun mengikuti perintah nabi, dan yang hijrah saat itu berjumlah 101 orang yaitu
83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Hijrah itu diikuti oleh kaum muslim
di Yaman yang dipimpin oleh Abu Musa Al Asyari dan jumlah mereka adalah 50
orang. Karena kekejaman kaum kafir Quresy semakin merajalela terhadap kaum
muslim yang berada di Mekkah.
C. Nabi Muhammad saw sebagai Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah berarti teladan yang baik. Siapakah yang
akan kita contoh dalam hidup ini? Sepatutnya, yang wajib kita contoh adalah
tingkah laku Rasulullah sebab ucapan dan segala perbuatan Rasulullah dijamin
benar dan baik sebagaimana firman Allah swt berikut ini:(lihat google al-Qur’an
online)
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”( Al Ahzab : 21 )
Barang siapa yang menginginkan hidup bahagia di dunia dan
akhirat, seharusnya ia mengikuti jejak serta mencontoh perbuatan Nabi. Berikut
ini adalah beberapa sifat terpuji Rasulullah saw.
1. Ketabahan dan keteguhan pendirian Nabi Muhammad saw.
Sejak lahir hidup Nabi Muhammad saw penuh dengan rantai
kesedian. Namun beliau tidak pernah mengeluh, mengadu dan putus asa. Dengan
langkah yang tegap dan penuh perhitungan beliau tidak pernah mundur menghadapi
cobaan hidup.
Dalam menyampaikan risalah, beliau selalu mendapat
penghinaan, siksaan dan ancanana. Setiap peperangan melawan orang musyrik, bala
tentara Islam jumlahnya jauh lebih sedikit, sedangkan peralatan perangnya lebih
sederhana. Namun Rasulullah tidak pernah turun semangatnya, walaupun
cobaan-cobaan berat dalam mengemban tugas menyampaikan risalah terus
berdatangan.
2. Pemaafnya Nabi Muhammad saw.
Pada tahun 621 M, Nabi Muhammad saw, berda’wah ke Thaif.
Akan tetapi beliau disambut dengan siksaan dan lemparan batu. Lalu Malaekat
Jibril datang menawarkan jasa untuk membalaskan tingkah laku orang Thaif. Nabi
menolak sambil berdo’a : ” Berikanlah petunjuk-mu pada kaumku, ampunilah mereka
karena mereka belum tahu.”
Pada tahun 622 M, Orang-orang musyrik mengumumkan akan
memberi hadiah bagi siapa saja yang dapat menangkap Muhammad saw dalam
perjalanan hijrah ke Madinah. Lalu ada orang yang sanggup untuk membunuh Nabi,
yaitu Suraqah, tetapi kuda yang ditungggangi jatuh waktu mau menangkap Nabi.
Niat untuk membunuh Nabi batal dan ia meminta maaf, Nabi pun memberi maaf.
3. Beliau adalah pemimpin yang memikirkan umatnya.
Ia perintahkan umatnya hijrah supaya tidak dianiaya orang
kafir Mekkah, sementara beliau tetap berada di Mekkah.
4. Beliau adalah orang yang terkenal kejujurannya sehingga
diberi gelar Al Amin.
Nabi Muhammad SAW Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan
Ekonomi dan Perdagangan
Nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan Allah SWT. Sejak
lahir telah tampak pada diri beliau keistimewaan dan keajaiban, diantaranya
adalah beliau lahir dalam kondisi telah berkhitan dan tali pusarnya telah
diputus, sehingga kelahiran Nabi Muhammad SAW sangat menggemparkan dunia.
Di balik keajaiabn itu terdapat banyak ujian dan cobaan yang
harus beliau jalani, diantaranya beliau lahir sudah dalam kondisi yatim, dan
usia 6 tahun beliau telah menjadi yatim piatu, sehingga beliau benar – benar
dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya,
Abdul Muthalib. Setelah kake beliau meninggal dunia, beliau tinggal dengan
paman beliau, Abu Thalib yang miskin. Dalam usia yang masih tergolong anak –
anak, beliau harus sudah bekerja keras untuk bertahan hidup, beliau mengembala
kambing milik penduduk mekah.
Di balik pengembalaannya, Allah SWT benar – benar ingin
menguji seseorang yang kelak akan diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Saat
mengembala, beliau merenung dan berfikir, yang menyebabkab beliau jauh dari
pemikiran duniawi dan terhindar dari noda yang merusak namanya. Sejak muda,
beliau sudah terkenal sebagai orang yang terpercaya. Ketika Nabi Muhammad SAW
berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajak beliau untuk berdagang ke Negeri Syam
(Syiria). Sekalipun hanya ikut membantu pamannya, Nabi Muhammad SAW sangat
bersemangat dan tekun. Ia belajar bagaimana cara berdagang dan melayani para
pembeli dengan baik. Sikapnya yang sangat sopan dan ramah membuat masyarakat di
sekitar negeri Syam tertarik.
Ketika Nabi Muhammad SAW menginjak dewasa, yaitu 25 tahun,
beliau kembali berdagang ke Negeri Syam. Namun dalam perjalanan kali ini,
beliau tidak lagi ditemani oleh pamannya. Kali ini, beliau dipercaya untuk
menjual barang dagangan milik Khadijah, seorang janda kaya raya yang amat
disegani oleh masyarakat Arab ketika itu. Alasan Khadijah menyerahkan barang
dagangan kepada beliau yaitu karena Khadijah telah mendengar kebaikan,
kejujuran, dan keuletan Nabi dalam berdagang.
Dalam perjalanan ke negeri Syam, Nabi Muhammad SAW ditemani
oleh seorang pembantu yang bernama Maisyaroh. Maisyaroh adalah seorang
kepercayaan Khadijah yang sangat berpengalaman dalam berdagang. Atas bantuan
Maisyroh, Nabi Muhammad SAW tidak mengalami kesusahan untuk berdagang di Negeri
Syam.
Dalam perdagangan bersama maisyaroh, Nabi Muhammad SAW
mendapatkan keuntungan yang besar. Hal ini ia dapatkan karena selama berdagang
ia sangat tekun, jujur, ramah, dan murah senyum kepada para pembeli yang
dating.
Nabi Muhammad SAW tidak pernah membohongi pembeli. Jika ada
barang yang cacat, maka beliau menunjukkan kecacatannya. Jika barang tersebut
berharga murah, maka beliau tidak akan menjual dengan harga yang mahal. Jika
barang itu banyak, maka beliau tidak pernah menimbun barang tersebut agar
mendapat keuntungan yang lebih besar. Beliau memberitahukan harga jual yang
telah ditentukan oleh majikannya. Beliau akan mengatakannya dengan jujur,
sehingga pembeli tertarik untuk membeli barang dagangannya.
Karena kejujuran dan kepandaian beliau dalam berbisnis,
beliau mendapatkan laba yang sangat besar dan Khadijah tertarik untuk
melamarnya. Kemudian Nabi Muhammad SAW yang berusia 25 tahun menikah dengan
Khadijah yang berusia 40 tahun. Dari pernikahan ini beliau dianugerahi 6 orang
anak.
Demikian kisah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat
melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan. Sebagai umatnya, kita harus
meneladani beliau. Dikala muda, beliau sudah mencari nafkah untuk hidupnya
sendiri, beliau mengembala kambing dan berdagang untuk memenuhi kebutuhannya.
Keuletan, kejujuran, dan keramah – tamahan beliau sudah seharusnya kita
teladani dalam kehidupan sehari – hari.