PERINTAH SHOLAT WAJIB LIMA WAKTU
Berikut beberapa hadist yang
menceritakan Rasulullah Muhammad saw. menerima perintah sholat lima
waktu langsung dari Allah melalui peristiwa Isra’ Mi’raj:
Hadist Shahih Bukhari No. 211 Jilid I
Berita
dari Anas bin Malik r.a mengatakan, “Abu Dzar pernah bercerita, bahwa
Rasulullah s.a.w bersabda: Pada suatu waktu ketika aku berada di Mekah,
tiba-tiba atap rumahku dibuka orang. Maka turunlah Jibril, lalu
dibedahnya dadaku, kemudian dibersihkannya dengan air zamzam. Sesudah
itu dibawanya sebuah bejana emas penuh hikmat dan iman, lalu dituangkan
kedadaku, dan sesudah itu dadaku dipertautkan kembali. Lalu Jibril a.s
membawaku naik ke langit. Ketika Jibril a.s meminta agar dibukakan
pintu, kedengaran suara bertanya: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril.
Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab:
Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril
a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Lalu dibukakan pintu kepada kami.
Ketika aku bertemu dengan Nabi Adam a.s, beliau menyambutku serta
mendoakan aku dengan kebaikan. Seterusnya aku dibawa naik ke langit
kedua. Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara
bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya
lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s
ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia
telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu
dengan Isa bin Mariam dan Yahya bin Zakaria, mereka berdua menyambutku
dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik langit ketiga.
Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya
lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi:
Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya
lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah
diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan
Nabi Yusuf a.s ternyata dia telah dikurniakan sebahagian dari keindahan.
Dia terus menyambut aku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa
lagi naik ke langit keempat. Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu.
Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril.
Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab:
Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril
a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami.
Ketika aku bertemu dengan Nabi Idris a.s dia terus menyambutku dan
mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit kelima.
Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya
lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi:
Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya
lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah
diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan
Nabi Harun a.s dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan.
Aku dibawa lagi naik ke langit keenam. Jibril a.s meminta supaya
dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau?
Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril
a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah
diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun
dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Musa a.s dia terus
menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke
langit ketujuh. Jibril a.s meminta supaya dibukakan. Kedengaran suara
bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya
lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s
ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia
telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu
dengan Nabi Ibrahim a.s dia sedang berada dalam keadaan menyandar di
Baitul Makmur. Keluasannya setiap hari memuatkan tujuh puluh ribu
malaikat. Setelah keluar mereka tidak kembali lagi kepadanya. Kemudian
aku dibawa ke Sidratul Muntaha. Daun-daunnya besar umpama telinga gajah
manakala buahnya pula sebesar tempayan. Baginda bersabda: Ketika baginda
merayau-rayau meninjau kejadian Allah s.w.t, baginda dapati kesemuanya
aneh-aneh. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan
keindahannya. Lalu Allah s.w.t memberikan wahyu kepada baginda dengan
mewajibkan sembahyang lima puluh waktu sehari semalam. Tatakala baginda
turun dan bertemu Nabi Musa a.s, dia bertanya: Apakah yang telah
difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? Baginda bersabda: Sembahyang lima
puluh waktu. Nabi Musa a.s berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah
keringanan kerana umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah
mencuba Bani Israel dan memberitahu mereka. Baginda bersabda: Baginda
kemudiannya kembali kepada Tuhan dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah
keringanan kepada umatku. Lalu Allah s.w.t mengurangkan lima waktu
sembahyang dari baginda. Baginda kembali kepada Nabi Musa a.s dan
berkata: Allah telah mengurangkan lima waktu sembahyang dariku. Nabi
Musa a.s berkata: Umatmu masih tidak mampu melaksanakannya. Kembalilah
kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Baginda bersabda: Baginda tak
henti-henti berulang-alik antara Tuhan dan Nabi Musa a.s, sehinggalah
Allah s.w.t berfirman Yang bermaksud: Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku
fardukan hanyalah lima waktu sehari semalam. Setiap sembahyang fardu
diganjarkan dengan sepuluh ganjaran. Oleh yang demikian, bererti lima
waktu sembahyang fardu sama dengan lima puluh sembahyang fardu. Begitu
juga sesiapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak
melakukanya, nescaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia
melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya
sesiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak
melakukannya, nescaya tidak sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia
melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya. Baginda turun
hingga sampai kepada Nabi Musa a.s, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia
masih lagi berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan.
Baginda menyahut: Aku terlalu banyak berulang alik kepada Tuhan,
sehingga menyebabkan aku malu kepada-Nya. Kemudian Jibril membawaku
hingga ke Sidratul Muntaha. Tempat mana ditutup dengan aneka warna yang
aku tak tau warna-warna apa namanya. Sesudah itu aku dibawa masuk ke
dalam surga, dimana didalamnya terdapat mutiara bersusun-susun sedang
buminya bagaikan kasturi.
Ayat-ayat yang menjelaskan waktu sholat dalam Al Qur’an
Penjelasan
mengenai perintah Sholat yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad
saw: Rasulullah menerima wahyu hanya di dua tempat yaitu di Mekah dan
Madinah, makanya dikenal dengan Ayat-ayat Makiyah dan Madaniyah, dalam
Al Qur’an tidak ditemukan Allah membuat keputusan yang berubah-ubah,
hanya ada beberapa ayat yang turunnya bertahap untuk menetapkan hukum
atau aturan hidup.
Firman Allah dalam QS Qaaf 50: 29
Artinya: Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan aku sekali-kali tidak Menganiaya hamba-hamba-Ku
Bagi Allah dalam QS Al Israa’ 17: 77 dijelaskan tidak adanya perubahan dalam suatu ketetapan yang diwahyukan kepada Rasulullah,
Artinya:
(kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap
Rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu dapati
perubahan bagi ketetapan Kami itu.
Sholat sebagai pondasi dasar
agama Islam, berdasarkan ayat ayat berikut salah satu perintah Sholat 5
(lima) waktu terdapat dalam Surat Al Israa’ 17:78
Artinya: Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh[ ]. Sesungguhnya shalat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat).
Dalam QS Maryam (19:30-31) diterangkan Nabi Isa pun telah melakukan sholat,
Artinya :
30. Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi,
31.
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada,
dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup;
Dalam Al Qur’an ketetapan sholat termasuk
salah satu perintah Allah kepada Rasul yang paling awal. Sejak
hari-hari pertama kerasulan, sejarah mencatat adanya sholat Rasul
bersama Khadijah, ‘Ali dan kemudian dengan pengikut yang lain. Al Qur’an
mencantumkan betapa kaum musyrik mengganggu pelaksanaan ibadah sholat
ini. Ketentuan mengenai jumlah berapa kali shalat, difirmankan dalam
Surat 11: 114
Sholat yang dilakukan setiap pagi dan petang merupakan
perpaduan bertasbih dan memuji Allah, demikian firman Allah dalam Surat
Al Mu’min 40:55
Artinya: Maka bersabarlah kamu, karena Sesungguhnya
janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan
bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.
Ketetapan
Allah mengenai perintah sholat malam dalam QS Al Muzzamil 73 : 2 tidak
mengalami perubahan tetapi keringanan dari Allah mengenai kewajiban
melaksanakannya
Artinya: Bangunlah (untuk sholat) di malam hari[ ], kecuali sedikit (daripadanya).
QS Al Muzzamil 73 : 20
Artinya:
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang)
kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan
(demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. dan
Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu
sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka Dia
memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu)
dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang
yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah,
Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah
pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu
niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang
paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan
kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kewajiban
sholat 5 (lima) waktu dan Sholat Tahajjud sebagai ibadah tambahan
terdapat dalam Surat Al Israa 17: 78-79 dan Huud 11:114
78.
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam
dan (dirikanlah pula shalat) subuh[ ]. Sesungguhnya shalat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat).
79. Dan pada sebahagian malam hari
bersholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.
Dalam
ayat di atas, ujung pertama adalah shalat Fajar atau Subuh, sedang
ujung hari kedua adalah shalat Dzuhur dan Asar, berdasarkan ayat lain
yang diwahyukan di Madinah, yaitu saat condongnya matahari, saat
matahari melewati puncak zenit-nya (duluki syams), dan yang dimaksud
dengan bagian-bagian awal dari malam (zulafun min al-layl) adalah dua
waktu, yaitu shalat Maghrib dan Isya’.
Surat ini terdiri atas
111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Al Israa' yang
berarti memperjalankan di malam hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi
Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul
Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Ketetapan shalat
termasuk salah satu perintah Allah kepada Rasul yang paling awal. Sejak
hari-hari pertama kerasulan, sejarah mencatat adanya shalat Rasul
bersama Khadijah, “Ali dan kemudian dengan pengikut lain. Al Qur’an
mencantumkan betapa kaum musyrik mengganggu pelaksanaan ibadah shalat
tersebut.
Dalam ayat yang lain mengenai ketentuan jumlah berapa kali waktu sholat yang diperintahkan Allah, dalam Surat Huud 11:114,
Artinya. Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang
ingat.
Ayat ini adalah termasuk surah Makkah yang menentukan
jumlah shalat ini. Terlepas dari perbedaan cara penafsiran tentang
jumlah waktu shalat, kewajiban shalat telah ada dalam periode kerasulan
di Mekah dan tidak perlu timbul dari tawar-menawar dengan Allah,
sebagaimana selalu dikaitkan misi mi’raj, yang terdapat dalam hadist
ahad atau hadist yang bersumber dari satu orang.