Senin, 24 Oktober 2011

Agama kelas X Semester 1 (akhlak yang terpuji)


BAB 4 SEMESTER 1

A. Husnuzhan kepada Allah dan Sabar Menghadapi CobaanNya

dugaan-baikHusnuzhan artinya berprasangka baik. Sedangkan huznuzhan kepada Allah SWT mengandung arti selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, karena Allah SWT terhadap hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepadanya, kalau seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika baik prasangka hamban kepadanya maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari mempertegas hal ini:

Artinya :Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil“. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Orang yang berprasangka baik kepada Allah tentu meiliki akhlak yang baik (sifat terpuji). Akhlak yang baik merupakan modal yang lebih berharga dibanding dengan modal harta kekayaan. Selain itu akhlak mulia dapat meninggikan derajat dan martabat di hadapan manusia, sekaligus menyempurnakan iman dan mendekatkan hubungan kita kepada Allah. Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan kepada kita:

اَكْمَلُالْمُؤْمِنِيْنَاِيْمَانًااَحْسَنُهُمْخَلْقًا ( رواهالترمذى)

Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Itulah pentingnya pembinaan akhlak yang baik. Sehingga ketika Rasulullah SAW menjawab pertanyaan dari seorang badui pada suatu hari tentang pekerjaan yang mulia, apakah pekerjaan yang terkait diberikan oleh seorang manusia, maka beliau menjawab, bahwa pekerjaan yang mulia dan terbaik diberikan oleh seorang manusia adalah “akhak yang mulia”.

Rasulullah sendiri bersikap dan ber akhlakul mahmudah (akhlak mulia) sepanjang hidupnya. Sehingga beliau pernah memberikan penghargaan tersendiri kepada pengikutnyta yang berakhlak baik. Misalnya, suatu ketika Rasulullah diberi tahu bahwa seorang perempuan bernama Fulanah rajin shalat, puasa, dan sedekah, tetapi suka menyakiti tetangga dengan mulutnya. Apa kata Rasulullah? “ia akan masuk surga.”

Diantara akhlak terpuji yang dicontohkan Rasulullah ialah bahwa dia memiliki sifat sabar dalam kehidupannya. Sabar artinya orang yang mampu menahan diri atau mampu mengendalikan nafsu amarah. Sabar juga sering disebut dengan kemampuan seseorang dalam menahan emosi.

Sebenarnya orang yang sabar ialah orang yang keras, yaitu keras dalam menguasai nafsu amarah.

لَيْسَالشَّدِيْدُبِالصُّرْعَةِ . اِنَّمَاالشَّدِيْدُالَّذِىيَمْلِكُنَفْسَهُعِنْدَالْغَضَبِ ( رواهمتفقعليه)

Artinya: “Bukan ukuran kekuatan seseorang itu dengan bergulat, tetapi yang kuat ialah orang yang menahan hawa nafsunya pada waktu marah” (HR Muttafaqu Alaihi)

Orang yang sabar bila menerima musibah, ia akan mampu mengendalikan perasaannya. Sehingga ia tidak terhanyut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Apalagi jika seseorang itu menyadari segala musibah dan cobaan itu datangnya dari Allah juga.

Adapun sabar dalam pengertian Islam ialah tahan uji dalam menghadapi suka dan suka hidup, dengan ridha dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Sabar itu diperintahkan dalam agama. Dalam Al Qur’an disebutkan:

Artinya: “Hai orang-orana yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” (QS Al Baqarah ; 153)

Hidup di dunia tidak luput dari berbagai cobaan. Cobaan itu bisa berupa kesenangan dan kesusahan, sehat dan sakit, serta suka dan duka. Adakalanya hal itu dialami diri sendiri, keluarga, sahabat dan sebagainya.

Apa yang dialami manusia itu semua datangnya dari Allah dan merupakan ujian hidup. Berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam hidupm ini akan menambah keimanan kita apabila kita ikhlas menerimanya. Allah SWT menggambarkan dalam Al Qur’an berbagai macam cobaan yang akan dialami manusia serta bagaimana seharusnya sikap manusia dalam menerima cobaan tersebut.(lihat Al-Qur’an Online di google)

Artinya: “155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS Al Baqarah : 155-156)

Pada hakikatnya, apapun yang kita alami terhadap cobaan yang diberikan Allah, kita harus berbaik sangka. Misalnya, cobaan sakit, keluarga kita ada yang mengalami kecelakaan lalu lintas, semua itu adalah cobaan dan kita harus tabah dan tawakal menghadapinya. Karena semakin sayang Allah kepada seorang hambanya maka Allah akan menguji orang tersebut dengan cobaan yang lebih besar, sehingga kadar keimanannya bertambah pula. Bila ia dapat bersabar menerima cobaan yang Allah berikan maka Allah akan memberikan ganjaran yang sangat mulia yaitu mendapatkan surganya Allah SWT seprti yang diuraikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari:

Artinya :Dari Anas bin Malik, ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : “Apabila Aku menguji hambaku dengan kedua kesayangannya lalu ia bersabar maka Aku menggantikannya dengan sorga”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Cara Membiasakan Diri Bersikap Sabar

a. Zikrullah (Mengingat Allah)

Firman Allah dalam surat Ar Ra’du ayat 28 menjelaskan sebagai berikut: (lihat QS.Online di google)

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’du : 28)

Dalam ayat lain Allah menybutkan: (lihat QS.Online di google)

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya (QS Al Ahzab : 41)

Zikir bisa melalui pengucapan lisan dengan memperbanyak menyebut asma Allah. Tetapi, zikir juga bisa dilakukan dengan tindakan merenung dan memperhatikan kejadian di sekeliling kita dengan tujuan menarik hikmah. Sehingga akhirnya sadar bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah juga. Orang yang sabar selalu mengingat Allah dan menyebut asama Allah apabila menghadapi kesulitan dan musibah, bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bila seseorang berzikir dan membaca Al Qur’an hingga ia lupa untuk meminta sesuatu kepada Allah maka Allah akan memberikan nikmat kepadanya melebihi apa yang sebelumnya ia inginkan

Artinya :Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda: Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfinnan : “Barang siapa yang sibuk membaca Al Qur’an dan dzikir kepada Ku dengan tidak memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada apa yang Aku berikan kepada orang yang minta”. Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan seperti kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya“. (Hadits ditakhrij oleh Turmudzi).

b. Mengendalikan Emosi

Agar seseorang bisa berbuat sabar, maka harus berlatih mengendalikan emosi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam melatih mengendalikan nafsu atau emosi ini:

   1. Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an, shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Seseorang tidak akan terus melampiaskan berang atau kemarahannya apabila ayat suci Al Qur’an dibaca. Oleh karena itu, bukan hal yang aneh apabila ayat suci Al Qur’an bisa digunakan untuk melerai orang yang bertikai. Demikian pula Rasulullah SAW memberikan resep bagaimana caranya meredam amarah. “Berwudu’lah!” Demikian anjuran Rasulullah SAW.
   2. Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama. Orang yang mampu menghindarkan diri dari kebiasaan yang dilarang agama, akan membuat hidupnya terbiasa dengan hal-hal yang baik dan tidak mudah melakukan perbuatan-perbuatan keji. Orang yang tidak sabar, pada umumnya adalah orang yang tidak perduli, bersikap kasar, berbuat keji misalnya berjudi, minum-minuman keras, berkelahi, mengeluarkan kata-kata kotor, menyebarkan fitnah dan masih banyak lagi.
   3. Memilih lingkungan pergaulan yang baik. Agar bisa menjadi manusia yang memiliki sifat sabar, maka bisa diperoleh dengan memasuki lingkungan pergaulan yang baik, yang cinta akan kebenaran, kebaikan, dan keadilan.
   4.

B. Gigih, Berinisiatif, dan Rela Berkorban

1. Gigih

Gigih berarti berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Gigih sebagai salah satu dari akhlakul karimah sangat diperlukan dalam suatu usaha. Jika ingin mencapai suatu hasil yang maksimal, suatu usaha harus dilakukan dengan gigih, dan penuh kesungguhan hati. Seorang pelajar harus gigih dalam belajar guna mencapai prestasi yang optimal. Disamping gigih dalam belajar, pelajar hjuga harus gigih dalam berbagai kebaikan seperti membantu kedua orang tua menurut kadar kemampuannya. Islam mencela setiap muslim yang lemah semangat, merasa tidak berdaya seakan tidak memiliki gairah hidup. Tak satu usahapun yang tidak memerlukan kegigihan, walau kadarnya berbeda. Setiap muslim wajib memilki sifat dan sikap gigih. Gigih (sungguh-sungguh) dalam beribadah, gigih dalam mencari rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidup. Allah SWT berfirman: (lihat QS.Online di google)

Artinya: “ Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS Alam Nasrah : 7)

Sementara itu Rasulullah SAW bersabda:

اَلْمُؤْمِنُُالْقَوِيُخَيْرٌوَاَحَبُّاِلىاللهِمِنَالْمُؤْمِنِالضَّعِيْفِوَفِىكُلِّخَيْرٌاِخْرِصْعَلىمَايَنْفَعُكَوَاسْتَعِنْبِاللهِوَلاَتَعْجِرْ … (رواهمسلم)

Artinya: “Mukmin yang kuat lebih bagus adn lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi kamu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa tak berdaya …” (HR Muslim)

Orang yang gigih tidak akan berpangku tangan dan tidak suka bermalas-malasan sehingga ia akan merasa keberkahan hidup. Apabila setiap orang Islam memiliki sifat gigih, niscaya hidayah dan karunia Allah akan menaungi kita. Gigihlah dalam berusaha, Allah dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kita, sehingga tidak akan ada usaha kita yang sia-sia.

2. Berinisiatif

Berinisiatif artinya senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi. Perhatikan firman Allah berikut ini. (lihat QS.Online di google)

Artinya: “39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, 40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). 41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS An Najm : 38-41)

Kemudian surat Alam Nasrah ayat 1-8 berikut ini. (lihat QS.Online di google)

Artinya: “1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, 5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. “ (QS Alam Nasrah : 1-8)

Renungkanlah ayat diatas. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat yang produktif. Artinya fokuskan pada satu pekerjaan, jika telah selesai kerjakan yang lain. Tentu tidak hanya kerja keras saja melainkan dengan ketekunan, ketelitian, penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, senantiasa mengefisienskan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan atau permasalahan. Cara dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut diatas disebut produktivitas kerja. Senantiasa menghasilkan etos kerjanya untuk menghasilkan yang lebih baik.

Contoh produkitivitas kerja

Arif hampir setiap hari mempersiapkan diri belajar untuk meraih cita-cita melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Ia selalu memanfaatkan waktunya untuk belajar dan membantu orang tua. Kunci utama inisiatif Arif adalah pengaturan waktu. Ia bisa membagi waktu kapan harus belajar dan harus bermain. Akhirnya ia dapat lulus masuk ke perguruan tinggi yang dicita-citakannya.

Contoh lain: Pak Budiman adalah seorang walikelas di sebuah SMK. Walaupun beliau sibuk mengajar namun bisa membagi waktunya untuk kepentingan kelasnya. Hal itu karena ia bisa mendata dan menentukan hal yang harus didahulukan kemudian dikerjakan dengan tekun dan teliti. Sehingga sebanyak apapun beban pekerjaan yang dialami Pak Budiman ia dapat menyelesaikannya dengan baik.

Kesimpulan dari contoh diatas adalah kerja keras itu bukan hanya gigih dan semangat tinggi. Berinisiatif adalah usaha yang menghasilkan dengan pengaturan waktu yang baik dan terencana.

3. Rela Berkorban

a. Makna Rela Berkorban

1) Pengertian rela berkorban

Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan atau dengan kemaun sendiri. Berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri. Rela berkorban dalam kehidupan masyarakat berati bersedia dengan ikhlas memberikan sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau masyarakat. Walaupun dengan berkorban akan menimbulkan cobaan penderitaan bagi dirinya sendiri.

2) Pola keikhlasan dalam berbagai lingkungan kehidupan

Setiap orang atau setiap individu mempunyai kepentingan sendiri sesuai dengan keperluannya. Jika setiap orang hanya mengejar kepentingannya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain, akan terjadi perselisihan dan pertengkaran dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim yang memiliki kepribadian luhur, wajib mengendalikan siri dalam sikap dan perbuatannya demi kepentingan umum. Kepentingan umum atau masyarakat harus didahulukan dari pada kepentingan pribadi atau individu. Disinilah perlunya kita memiliki keikhlasan berkorban demi kepentingan yang lebih luas. Kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

a) Pola keikhlasan berkorban dalam lingkungan keluarga, antara lain ;

1) Orang tua memberikan biaya untuk sekolah anak-anaknya

2) Orang tua memelihara, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya

b) Pola keihklasan berkorban dalam lingkungan kehidupan sekolah, antara lain:

1) Para siswa memberikan sumbangan buku perpustakaan sekolah

2) Para siswa dan guru mengumpulkan dana sukarela untuk meringankan beban warga yang tertimpa musibah

c) Pola keikhlasan berkorban dalam lingkungan kehidupan masyarakat, antara lain:

1) Warga masyarakat bergotong royong meperbaiki bendungan yang rusak karena banjir

2) Warga masyarakat yang mampu menjadi orangtua asuh bagi anak-anak yang terlantar dan tidak mampu

d) Pola keikhlasan berkorban dalan lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain:

1) Para warga negara atau masyarakat membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan

2) Warga masyarakat merelakan sebagian tanahnya untuk pembangunan irigasi dengan memperoleh penggantian yang layak

b. Mengembangkan semangat rela berkorban dalam kehidupan bermasyarakat

Kita harus selalu mengembangkan semangat rela berkorban dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Misalnya sebagai berikut.

   1. Ketika zaman penjajahan belanda. Penderitaan bangsa Indoneisa berada pada level yang sangat tinggi dari para penjajah. Penderitaan yang sangat hebat ini melahirkan tekad untuk mengusir penjajah dari tanah air Indonesia. Untuk mewujudkan tekad itu, nagsa Indonesia rela berkorban melawan penjajah. Semangat berjuang dan rela berkorban itu akhirnya membuahkan hasil Proklamasi Kemerdekaan17 agustus 1945
   2. Orang tua merelakan putranya berjuang untuk bangsa dan negaranya sesuai dengan bidang dan kemampuannya
   3. Warga masyarakat rela berkorban tenaga, harta ataupun pikiran dalam membuat bendung, jalan kampung, dan kepentingan masyarakat lainnya

Sikap rela berkorban yang mulia itu wajib dikembangkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Menumbuhkembangkan semangat rela berkorban dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya, keteladanan (menjadi contoh), memberikan bimbingan, dan pembinaan kesadaran dalam keralaan berkorban.

c. Menampilkan Perilaku Rela Berkorban dalam Kehidupan Sehari-hari

Seorang muslim yang baik senantiasa mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama. Ia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan masyarakat, agama dan negaranya

Adapun sikap rela berkorban dakam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:

   1. Selalu memperhatikan kepentingan umum, bangsa dan negara
   2. Suka memberikan pembinaan yang baik kepada sesama
   3. Gemar memberikan pertolonangan kepada sesama
   4. Senantiasa menjauhkan diri dari perilaku angkuh, egois, hedonis dan materialistis

Perilaku egois adalah sikap perilaku yang hanya memetingkan diri sendiri. Perilaku hedonis adalah sikap perilaku yang hanya mengutamakan hidup untuk bersenang-senang. Perilaku materialistis adalah sikap perilaku yang hanya mementingkan kebendaan atau keduniaan saja

Sebagai pelajar, kita harus membiasakan sikap rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara akan terwujud.

C. Sikap yang Benar terhadap Makhluk Hidup Selain Manusia

Binatang dan tumbuh-tumbuhan adalah makhluk hidup, keduanya perlu mempertahankan habitat dan populasinya. Keduanya perlu makan dan minum untuk menjaga keadaan dan lingkungannya serta mempertahankan keturunan dari jenisnya dengan bentuk dan tatacaranya yang berbeda dengan manusia

Keberadaan dan kelestarian binatang dan tumbuhan, memberikan arti penting dan manfaat yang besar bagi makhluk lainnya, termasuk manusia. Antara binatang dan tumbuh-tumbuhan serta manusia terdapat hubungan timbal balik, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan timbal balik antara manusia dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan harus dijaga keseimbangan dan kesinambunganya. Apabila keseimbangan hubungan timbal balik antara ketiganya tidak terjaga maka akan menimbulkan kerusakan malahan bisa menjadi bencana.

Contoh akhlak yang baik dan terpuji terhadap binatang ialah membiasakan memelihara dan menyayangi binatang. Binatang itu mengandung manfaat yang besar sekali bagi manusia, baik untuk dimakan dagingnya, diminum air susunya, digunakan bulunya untuk pakaian, untuk alat angkutan dan sebagainya. Memang binatang itu diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia. Perhatikan firman Allah SWT: (lihat QS.Online di google)

Aritnya: ” 5. Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. 6. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. 7. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 8. dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal[820] dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS An Nahl : 5-7)

Karena binatang itupun makhluk hidup yang bernyawa yang dapat merasakan lapar dan haus, sakit dan mati, maka kita tidak boleh menganiaya dengan cara apapun. Nabi bersabda: “Barangsiapa yang menganiaya binatang atau mengubah bentuknya, memotong ekor atau telinganya, amak atasnya kutukan alah, kutukan para malaikat, dan manusia pada umunya.” (Al Hadits)

Oleh karena itu, salah satu syarat menyembelih binatang yang akan dimakan dagingnya harus menggunakan alat penyembelih yang tajam, agar binatang yang disembelih itu segera mati dan tidak lama mengalami penderitaan.

Akhlak yang baik terhadap tumbuh-tumbuhan artinya akhlak manusia yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat Islam tertuju kepada tumbuh-tumbuhan. Contoh akhlak yang baik yang baik terhadap tumbuh-tumbuhan ialah membiasakan memelihara dan melestarikan tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan apa saja yang ada di bumi ini diciptakan oleh Allah untuk manusia, agar diambil manfaatny bagi kehidupan manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an: (lihat QS.Online di google)

Artinya: “Ia (Allah) yang telah menjadkan segala apa yang ada di langit dan dibumi untuk kamu semua …”(QS Al Baqarah ; 29)

Dalam ayat lain: (lihat QS.Online di google)

Artinya: “Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan[765], Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Ar Ra’du : 3)

Oleh karena itu, suatu kewajiban manusia agar bumi dan isinya, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan serta lingkungannya dapat kita sayangi dan dilestarikan dan memakmurkannya., bukan malah ditelantarkan dan diburu. Semua itu sebenarnya hanya untuk kepentingan manusia. Semua itu sebenarnya hanya untuk kepentingan manusia dan anak cucunya sampai akhir zaman. Firman Allah dalam surat Hud ayat 61: (lihat QS.Online di google)

Artinya: “…Dialah Allah yang menciptakan kamu dan ditempatkannya kamu mendiami bumi ini dengan tugas agar kamu dapat mengolah dan memakmurkannya …” (QS Hud : 61)

1. Memelihara Kelestarian Alam

Alam dan isinya diciptakan Allah untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu, untuk kelangsungan serta kesempurnaan hidupnya, manusia berkewajiban menjaga kwantitas dan kwalitas lingkungan menimbulkan larangan adanya merusak lingkungan. Untuk meperbaiki kualitas hidup, manusia mengadakan usaha-usaha pembangunan yang mempunyai pengaruh terhadap kuantitas maupun kualitas lingkungan.

Disatu pihak, kita harus mengadakan pembangunan walaupun hal itu bisa merusak kualitas dan kuantitas lingkungan, tetapi di pihak lain pun kita harus mempertahankan lingkungan hidup. Misalnya untuk pembangunan kita memerlukan devisa dan untuk memperoleh debisa kita bisa menjual kayu yang diambil dari hutan. Apabila pengambilan kayu dari hutan tidak cermat dapat mengakibatkan kepunahan hutan maupun hewan-hewan penghuninya. Akibat yang ditimbulkannya sangat merugikan, bahkan mengancam kesejahteraan hidup manusia. Secara kronilogis dapat digambarkan sebagai berikut.

Apabila hutan dibabat dengan semena-mena maka tak ada lagi penahan air hujan. Air hujan akan mengalir keras dan menghanyutkan humus dan bunga tanah. Di hulu menjadi tandus, dihilir dilanda banjir. Akibatnya, hutan makin lama makin gundul, hujan menjadi jarang turun. Pada siang hari panas terik matahari membakar bumi, malam harinya sangat dingin. Karena perubahan suhu yang tajam, batu-batuan bisa pecah dan akhirnya lambat laun hancur jadi pasir. Jadi, padang pasir yang luas bukan terjadi dengan sendirinya. Pada mulanya terjadi karena kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia sendiri. Firman Allah SWT: (lihat QS.Online di google)

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar.”(QS Ar Rum : 41)

Kerusakan didarat seperti terjadinya padang pasir karena penggundulan hutan (tumbuh-tumbuhan), juga punahnya beberapa jenis binatang. Kerusakan dilaut seperti pencemaran oleh buangan air limbah industri, sehingga menyebabkan keracunan pada ikan yang menjadi sumber hidup para nelayan.

Membuat kerusakan baik didarat, dilaut maupun diudaraadalah perbuatan yang sangat tercela dalam agama, kerusakan yang terjadi dapat membahayakan hidup manusia. Al Qur’an memuat tidak kurang dari 50 kali ayat yang melarang berbuat kerusakan. (lihat QS.Online di google)

Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.” (QS As Syu’ara : 183)

Kesimpulannya, dalam suatu lingkungan hidup itu ada saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan benda-benda yang tidak hidup dan lingkungannya. Keadaan semacam itu disebut ekosistem. Dalam suatu ekosistem, masing-masing unsur yang ada harus dijaga kelestarian dan keseimbangannya. Artinya tidak boleh ada pengrusakan terhadap salah satu unsur. Sebab kalau salah satu unsur dalam ekosistem itu rusak, akan timbul keselarasan ekosistem atau terjadi ketidak seimbangan alam lingkungan.

Allah SWT menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Telah ditakdirkan dan ditentukan bahwa semua makhluk ciptaannya mempunya hubungan timbal balik dan berkesinambungan, itulah sunatullah. Firman Allah SWT dalam surat Ar Rahman ayat 5-13: (lihat QS.Online di google)

Artinya: “5. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. 6. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada Nya. 7. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). 8. Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. 9. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. 10. Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya). 11. Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang 12. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. 13. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?.” (QS Ar Rahman : 5-13)

Ayat diatas menggambrkan bahwa alam semesta yang terdir dari beribu-ribu galaksi, diantaranya bumi kita ini, semuanya mempunyai hubungan timbal balik dan daya tarik menarik antara satu dengan lainnya. Begitu pula apa yang ada di planet bumi. Lingkungan yang ada di dalamnya mempunyai daya tarik menarik dan hubungan timbal balik.

Apabila keseimbangan dalam hubungan timbal balik ini terganggu akibat salah satu unsurnya ada yang kurang, berubah, atau karena sebab lain maka malapetaka dan bencana yang maha dahsyat akan terjadi.

Memelihara Keseimbangan Alam sebagai Pernyataan Rasa Syukur Nikmat

Allah pencipta alam semesta telah menciptakan manusia sebagai makhluknya yang paling mulia. Allah juga yang telah menciptakan alam semesta ini, terutama bumi untuk kepentingan manusia. Bahkan Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah atau penguasa bumi. Dengan demikian sungguh banyak kenikmatan Allah yang telah dianugrahkan kepada manusia. Sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT: (lihat QS.Online di google)

Artinya: “32. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. 33. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. 34. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS Ibrahim : 32-34)

Betapa banyak nikmat Allah yuang telah diberikan kepada umatmanusia yang diterima oleh setiap orang dalam kehidupannya. Segala kelezatan ketentraman, kebahagian, kesenangan dan kenikmatan dalam bentuk apapun. Hal itu harus disyukuri. Setiap muslim wajib bersyukur atau berterima kasih kepada Allah sebagaimana diperintahkan dalam kitab suci Al Qur’an: (lihat QS.Online di google)

Artinya: “Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS An Nahl : 14)

Adapun cara bersyukur kepada Allah adalah sebagai berikut.

   1. Dengan lisan, yakni dengan memuji Allah setiap memperoleh kenikmatan. Caranya dengan mengucapkan alhamdulillahi rabbil alamin.
   2. Dengan hati, yakni dengan mengakui dan merasakan serta menghayati nikmat Allah atas karunia yang telah diberikan
   3. Dengan seluruh jiwa raganya, yakni dengan menaati dan menjalankan perintahnya, serta menjauhi larangannya.

Dengan bersyukur kepada Allah, manusia akan selalu ingat kepadanya, sehingga jiwanya menjadi bersih. Jiwa yang bersih karena menyadari bahwa segala kenikmatan itu hanyalah karunia Allah semata. Dengan demikian dapat menyadari bahwa segala kenikmatan itu adalah bekal untuk beribadah keapda Allah. Mengabdi dan menghambakan diri semata-mata kepada Allah. Perhatikan firman Allah berikut. (lihat QS.Online di google)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS Al Baqarah : 172)

2. Menyayangi Binatang dan Merawat Tumbuh-tumbuhan

a. Pentingnya binatang dan tumbuh-tumbuhan bagi kehidupan manusia

Binatang termasuk salah satu makhluk Allah SWT. Antara manusia dan binatang medasar. Manusia mempunyai akal pikiran sedangkan binatang tidak. Diluar kepentingan dan kemampuan akal pikiran itu terdapat persamaan antara manusia dan binatang. Seperti misalnya, kepentingan untuk makan, minum mempertahankan hidup dan keturunannya.

Kenyataannya manusia sangat membutuhkan keberadaan binatang, terutama binatang ternak. Diantara binatang tersebut, ada yang bisa dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan manusia seperti membajak dan bercocok tanam, menarik pedati dan memuat barang-barang, diambil madunya, diperah susunya, disembelih untuk dimakan dagingnya sebagai pelengkap menu dan menambah gizi makanan. Selain itu, binatang ternak juga mempunyai nilai tambah dalam segi ekonomi maupun segi penghidupan.

Sudah selayaknya kita memelihara dan menyayangi binatang. Suatu hal yang tidak wajar apabila kita memanfaatkan tenaga binatang, tetapi tidak mau memberi makan dan merawatnya. Seorang peternak burung puyuh umpamanya, tidak akan mendapat hasil yang baik, apabila burung puyuh itu tidak dipelihara dengan baik.

Coba renungkan ikan yang berada dilaut. Bermacam-macam warnanya, enak untuk dimakan. Ada yang digunakan untuk minyak, hiasan, obat, tergantung pada keterampilan manusia dalam mengolah ikan yang beraneka ragam itu. Sapi dan domba misalnya, susunya dapat diminum dan menyegarkan dan menguatkan badan manusia. Kulitnya dapat digunakan sebagai bahan sepatu dan sandal. Bulunya dapat digunakan untuk pakaian, sedang dagingnya enak untuk dimakan.

Binatang-binatang itu dapat diambil manfaatnya sesuai dengan slera dan keterampilan manusia didalam menggunakannya. Perkutut dapat dipelihara, dan suaranya bisa membuat hati manusia gembira dan senang. Sehingga perkutut yang kecil itu harganya ratusan ribu rupiah malah kadang-kadang samapi jutaan rupiah.

Tumbuh-tumbuhan juga tidak kalah penting bagi manusia dalam menunjang hidup dan kehidupannya, misalnmya sebagai berikut:

   1. Oksigen merupakan kebutuhan yang sangat pokok dalam kehidupan manusia. Pada sistem pernapasan manusia, yang dibutuhkan adalah oksigen. Manusia akan mati lemas apabila kekurangan oksigen tersebut. Persediaan oksigen yang terdapat diudara disekeliling kita bisa terjamin keseimbangannya apabila terjamin pulapopulasi tumbuh-tumbuhan yang ada. Karena oksigen dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan pada saat tumbuh-tumbuhna itu melakukan fotosintesis
   2. Pohon dan tumbuh-tumbuhan yang lebat dapat menjamin adanya persedian air dalam tanah agar tidak terus mengalir tanpa ada tempat penampungannya. Persedian air dalam tanah oleh akar-akar pohon dan tumbuh-tumbuhan, bisa menjadi mata air. Mata air itu mengairi areal pertanian dan perkebunan, untuk menunjang kebutuhan bahan makanan pokok manusia.

Pohon dan tumbuh-tumbuhan yang lebat menjamin tidak akan terjadi banjir yang bisa merusak lingkungan kehidupan manusia. Dari tumbuh-tumbuhan pula bisa diperoleh vitamin nabati yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel tubuh manusia. Tumbuh-tumbuhan dapat dibuat bahan obat-obatan yang menangkal manusia dari serangan berbagai penyakit, dan menyembuhkannya atas kuasa dan izin dari Allah SWT.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya bila manusia memelihara dan melestarikan tumbuh-tumbuhan. Diantara tumbuh-tumbuhan ada yang bisa dimakan dan ada yang tidak. Perawatan terhadap tumbuh-tumbuhan yang dimakan agak berbeda dengan tumbuh0tumbuhan lainnya. Ada diantaranya yang memerlukan air, pupuk, obat hama, dan sebagainya. Memang cara merawat dan apa yang diperlukan tumbuh-tumbuhan itu tidak sama. Kita pun harus mempelajari dan memperhatikan cara pemeliharaan masing-masing agar dapat diambil manfaatnya.

Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di muka bumi yang seharusnya memelihara dan mengatur dunia ini sesuai dengan tuntunan agama. Sehingga dapat hidup layak sebagai manusia, janganlah berbuat kerusakan dimuka bumi karena itu termasuk perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Seperti dalam firmannya yang berbunyi: (lihat QS.Online di google)

Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al Qashash : 77)

b. Cara menyayangi binatang dan tumbuh-tumbuhan

Manusia wajib memelihara binatang dan tumbuh-tumbuhan dengan baik. Terhadap binatang ternak manusia harus memelihara, memberi makan dan minum, mejaga kondisi dan lingkungan serta kebutuhan hidupnya. Dengan demikian manusia dapat memanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri. Kesemuanya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini pernah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW ketika beliau melewati suatu daerah. Beliau melihat ada orang-orang yang berdiri diatas punggung hewan-hewan mereka. Lantas beliau menasehati supaya mengendarai hewan itu dengan baik dan meninggalkannya dengan baik pula.

Terhadap binatang liar, manusai berkewajiban menjaga habitatnya agar tidak punah. Berusaha agar tidak merusak lingkungan tempat binatang-binatang liar itu hidup dan berkembang biak. Mengusahakan agar jenis binatang ini, terutama jenis binatang buas, tidak mengganggu terhadap lingkungan kehidupan manusia, bahkan banyak dikisahkan dalam alqur’an banyak binatang buas yang memberikan manfaat misalkan lebah yang bisa diambil madunya Allah berfirman: (lihat QS.Online di google)

Artinya: 68. dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, 69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS An Nahl : 68 – 69)

Terhadap tumbuh-tumbuhan, manusia wajib memelihara kelestarian, keberadaan, mengembangbiakkannya. Khususnya tanaman pertanian dan tanaman pangan serta tanaman lunak lainnya. Lahan tempat bercocok tanam perlu diolah dengan baik, dipupuki dan disiangi, dijauhkan dari hama. Mengusir hama dengan memberikan obat anti hama sehingga dapat meningkatkan hasil dan dapat mencukupi kebutuhan pangan.

Untuk tanaman keras, lahan yang digunakan harus dibersihkan dari tanaman dan tumbuhan lain yang bisa mengganggu perkembangannya. Memberikan pupuk yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman keras tersebut. Pada umumnya tanaman keras ditanam pada lahan perkebunan.

Tanaman dan tumbuh-tumbuhan hutan harus dijaga kelestariannya dan tidak dirusak untuk kepentingan pribadi dan sesaat. Perusakan hutan dapa mengakibatkan banjir dan tanah longsor.

Tidak ada komentar: